Rabu, 21 Maret 2012

Perakitan Varietas Padi melalui Persilangan Buatan


Kegiatan pemuliaan merupakan kegiatan multiyear yang berkesinambungan dan saling berketergantungan (dependent). Terganggunya atau terputusnya satu kegiatan akan menyebabkan terganggunya atau kegagalan pencapaian tujuan. Kegiatan perakitan varietas yang dilakukan di BB Padi diawali dengan pemilihan tetua persilangan untuk pembentukan populasi dasar, seleksi, observasi keragaman, uji daya hasil, dan  pelepasan varietas.
Pembentukan PTB (Padi Tipe Baru) dan atau VUB (Varietas Unggul Baru) merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan dan memerlukan waktu yang panjang, pembentukan PTB dan atau VUB meliputi tiga kegiatan utama yaitu, 1) persilangan untuk memperoleh populasi dasar; 2) seleksi untuk memilih populasi yang dikehendaki; dan 3) uji daya hasil serta adaptasi untuk mengidentifikasi galur unggulan yang dapat diusulkan menjadi varietas (Daradjat, 2008).
Tujuan utama dari pembentukan VUB adalah menciptakan padi dengan produktifitas tinggi serta kualitas hasil baik, mutu beras baik, dan tahan terhadap cekaman biotik dan abiotik. Tujuan tersebut didapatkan melalui persilangan buatan antara dua tetua, kedua tetua tersebut dipilih dari genotip yang memiliki sifat tersebut. Kedua sifat genotip yang dipilih disesuaikan dengan tujuan dari penelitian.
Usaha menghasilkan suatu varietas unggul dengan sifat yang diinginkan misalnya berumur genjah, hasil tinggi, dan tahan terhadap hama dan penyakit tertentu, ditempuh beberapa kegiatan penelitian yang sistematik. Koleksi plasma nutfah (germ plasm) yang has memegang peranan utama. Setelah ditetapkan sifat yang diinginkan, kemudian ditentukan varietas/galur sebagai donor, dan selanjutnya dilakukan persilangan.
1.    Identifikasi aksesi atau genotipe tujuan dari persilangan
Identifikasi aksesi atau genotipe yang dilakukan BB Padi sesuai dengan identifikasi plasma nutfah pada umumnya. Prosesnya diawali dengan pemilihan tetua yang berasal dari hasil evaluasi dan karakterisasi plasma nutfah yang ada, dan mengkombinasikan karakter prioritas (mutu dan ketahanan) dan karakter komponen tanamannya.
Plasma nutfah tanaman padi merupakan sumberdaya genetik berbagai karakter yang diinginkan sebagai bahan dasar perakitan varietas unggul. Kegiatan pengelolaan sumberdaya genetik padi yang dilakukan BB Padi meliputi eksplorasi, konservasi, rejuvenasi, dan karakterisasi (BB Padi, 2010).
Plasma nutfah digunakan sebagai sumber donor dalam persilangan. Kegiatan identifikasi meliputi seleksi terhadap aksesi lokal dan galur introduksi. Kegiatan seleksi ini meliputi pengumpulan semua spesies padi yang sesuai tujuan dari pembentukan varietas padi baru yang diinginkan.
Identifikasi aksesi didasarkan atas penampilan fenotipe morfologi tanaman, dilakukan juga dengan menggunakan markah molekuler mikrosatelit Evaluasi toleransi aksesi padi terhadap hama, penyakit dan kondisi cekaman abiotik dilakukan untuk memperoleh sumber gen keunggulan terhadap suatu cekaman. Evaluasi dilakukan dengan metode skrining baku untuk masing karakter unggul yang menjadi target evaluasi (Daradjat, 2008).
2.    Persilangan
Persilangan buatan yang dilakukan di BB Padi menggunakan teknik hibridisasi. Hibridisasi merupakan suatu upaya menggabungkan dua sifat tetua yang diharapkan dapat mendapatkan sifat yang diinginkan. Langkah teknik hibridisasi yang dilakukan BB Padi terdiri atas kastrasi, emaskulasi, penyerbukan, serta pemeliharaan dan isolasi, setelah persilangan akan dilakukan uji galur hingga akhirnya dilakukan pelepasan varietas.
Teknik hibridisasi yang dilakukan di BB Padi merupakan program pemuliaan tanaman untuk mendapatkan VUB. Prosesnya diawali dengan pemilihan calon tetua betina yang telah ditentukan program persilangan yang kemudian dipindahkan ke dalam ember untuk emaskulasi dan kastrasi dirumah kaca.
Pemilihan tetua persilangan dilakukan lahan percobaan khusus petak hibridisasi. Pengambilan tetua dilakukan pada pukul 07.30 – 09.00, dilakukan dengan cara mengambilnya sesuai program persilangan kemudian dipindahkan kedalam ember untuk di bawa ke rumah kaca.
Kastrasi yang dilakukan BB Padi adalah dengan cara menggunting 1/3 nya bagian bulir secara miring. Kegiatan ini dilakukan pada pukul 09.00 – 11.00 di rumah kaca. Proses kastrasi seperti gambar berikut ini.
Hasil kastrasi kemudian di emaskulasikan. Emaskulasi yang dilakukan BB Padi ialah emaskulasi secara mekanis yaitu dengan menggunakan pompa isap. Pompa isap yang digunakan menggunakan tenaga listrik; apabila keberadaan listrik tidak ada maka dilakukan dengan alat bantu pinset. Benang sari dibuang dengan pompa hisap, malai yang telah dikastrasi ditutup dengan kertas minyak, kemudian dipasang label. Pembuangan benang sari menggunakan pompa isap.
Tanaman yang telah siap diserbuki dipersiapkan dalam pot (ember plastik), kemudian dimasukkan ke ruangan persilangan. Sebelumnya, bunga jantan dipersiapkan. Bunga jantan diambil pada keesokan hari ± pukul 9 – 10 dengan cara memotong malai bunga yang siap mekar, kemudian diangkut dalam pot kecil (ember) yang telah diisi air. 
Malai  bunga tetua jantan disimpan di dalam ruang bersuhu 30 – 35 ° C dengan bantuan sinar lampu. Sinar lampu yang digunakan dalam penyerbukan di BB Padi adalah ± 500 watt. Proses penyerbukan dimulai dari penutup bunga betina dilepas pada saat benang sari pecah, kemudian diserbuki oleh serbuk sari dari bunga tetua jantan. Penyerbukan dilakukan BB Padi adalah dengan cara menggoyangkan bunga jantan di atas bunga betina dengan bantuan jari tangan kemudian ditutup kembali.
Langkah persilangan yang dilakukan di BB Padi selanjutnya adalah isolasi dan pemeliharaan. Tanaman yang telah diserbuki merupakan bahan penelitian dan dipelihara di rumah kaca hingga gabah masak, biasanya lebih dari 25-30 hari setelah persilangan. Keberhasilan persilangan biasanya mulai terlihat pada hari ke-5 setelah penyerbukan. Malai mulai dipanen setelah gabah masak, kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di rumah kaca lebih dari 1 minggu atau dioven dengan suhu 45°C selama 3 x 24 jam. Malai yang telah kering (kadar air 12%) lalu dirontok gabahnya, kemudian gabah dimasukkan ke dalam kantong kertas dan dicatat dalam buku persilangan (Sukirman dan Warsono, 2010). Hasilnya persilangannya disebut juga keturunan pertama atau F1. Pemeliharaan F1 dilihat yang berbeda dengan tetua betina.
1.    Observasi
Tahapan setelah persilangan yang dilakukan di BB Padi adalah penanaman observasi. Penanaman observasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian galur yang telah didapat melalui skrining dengan cara melakukan penanaman disuatu daerah. Hal tersebut juga bertujuan melakukan pengujian awal galur yang telah didapat untuk di tanam habitat aslinya. Penanaman galur tersebut juga bertujuan sebagai bentuk adaptasi galur terhadap habitat aslinya dan perbanyakan keturunaannya.
Galur yang terpilih dari pertanaman observasi ini akan dilanjutkan ke uji daya hasil pendahuluan untuk melihat keragaan dan komponen hasilnya. Jumlah galur yang diikutsertakan ke uji daya hasil pendahuluan biasanya 50 % dari galur yang ditanam di pertanaman observasi, namun biasanya disesuaikan berdasarkan pertimbangan dan kebutuhan pemulia tanaman.
2.    Uji Daya Hasil Pendahuluan
Uji daya hasil pendahuluaan merupakan tahapan pemuliaan yang dilakukan peneliti BB Padi setelah observasi. Uji daya hasil pendahuluaan adalah suatu rangkaian kegiatan pemuliaan tanaman yang bertujuan mengidentifikasi galur yang memiliki produktifitas lebih tinggi dari varietas unggul yang saat ini di tanam petani. Uji daya hasil pendahuluaan ini umumnya dilakukan di dua atau lebih daerah yang berbeda. Uji ini biasa dilakukan di kebun percobaan Sukamandi, Pustakanegara, Muara (Bogor), dan Kuningan. Tujuannya adalah untuk membandingkan penanaman galur di satu daerah di daerah lain kemudian di identifikasi kembali galur yang cocok atau yang diingikan dalam suatu kegiatan pemuliaan tanaman.
Seleksi galur dalam uji daya hasil pendahuluaan dilakukan di dua atau lebih tempat yang berbeda faktor lingkungannya. Lokasi yang biasa dilakukan BB Padi biasanya di kebun percobaan Sukamandi, Pustakanegara, Muara (Bogor), dan Kuningan. Uji daya hasil pendahuluaan ini juga bertujuan menguji galur pada faktor lingkungan yang berbeda. Tujuan lain dari uji ini adalah untuk memilih galur target yang diinginkan.
3.    Uji Daya Hasil Lanjutan
Uji daya hasil lanjutan adalah suatu tahapan penanaman galur yang telah didapat dan diduga memiliki keunggulan terhadap suatu sifat. Penanamannya dilakukan di beberapa lokasi atau lebih pada lokasi yang berbeda dengan tujuan mengetahui potensi hasil pada daerah yang berbeda. UDHL (Uji Daya Hasil Lanjutan) merupakan lanjutan dari uji daya hasil pendahuluaan. Penanaman pada uji daya hasil lanjutan ini lebih banyak faktor lingkungan yang diujikan. Misalnya ditanam di beberapa daerah berbeda. Daerah penanaman UDHL yang dilakukan BB Padi biasanya menggunakan kebun percobaan Indramayu dan Pusakanegara, serta Kuningan dan Sukamandi.
Uji daya hasil lanjutan ini merupakan tahapan sebelum dilakukan uji multi lokasi. Perbedaan uji daya hasil lanjutan dengan uji multi lokasi adalah uji daya hasil pendahuluaan ini tidak ditentukan faktor pembatas daerah atau area pertanamannya. Tujuan uji daya hasil pendahuluan ini adalah pengujian galur terhadap faktor lingkungan, klimatologi, dan habitus yang berbeda. Diharapkan dari uji daya hasil lanjutan ini didapat galur yang benar cocok untuk dilakukan pengujian lanjutan atau uji multi lokasi. Hasil uji daya hasil lanjutan sekitar 10 – 20 galur.
4.      Uji Multi Lokasi
            Uji multi lokasi (UML) merupakan uji adaptasi galur harapan padi setelah uji daya hasil lanjutan. Uji tersebut bertujuan untuk mengevaluasi keragaan fenotipik galur padi hibrida pada lingkungan yang beragam. Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir perakitan padi sebelum dilepas menjadi varietas.
Uji multi lokasi adalah suatu tahapan pengujian terhadap beberapa galur yang akan dilepas menjadi varietas, dimana pengujian tersebut meliputi penanaman galur pada area atau daerah yang berbeda. Standar uji multi lokasi ini berbeda-beda, pada padi uji multilokasi minimal ditanam pada 16 daerah pertanaman. Uji multi lokasi dapat juga dilakukan pada 8 lokasi dengan 2 musim tanam berbeda asalkan terdapat 16 variasi. Lokasi yang dipilih tergantung pada tempat pengembangan padi yang dirakit dan sesuai agroekosistem tersebut.
Tujuan dari UML adalah untuk mengidentifikasi galur yang mempunyai potensi hasil yang tinggi, tahan terhadap hama penyakit utama dan bermutu beras baik. Selain itu, beradaptasi di suatu dan atau beberapa tipe agroekologi sehingga dapat diusulkan menjadi varietas. Daerah pengujian dalam pembentukan PTB yang dilakuakan BB padi adalah di sepuluh lokasi yang berbeda agro-ekologinya di pulau Jawa, Bali, Sulawesi dan Sumatera. Evaluasi 10 galur harapan PTB dilakukan dengan membandingkan dengan dua varietas pembanding Ciherang dan Ciasem. Daerah dan varietas pembanding disesuaikan dengan tujuan dari program penelitian yang dirakit.


Budidaya Padi Sawah


Budidaya padi sawah di BB Padi menerapkan konsep PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu). PTT merupakan teknologi dan pengembangan dari sistem penanaman padi secara konvensional. Sistem PTT yang dilakukan di BB Padi terdiri atas kegiatan pengolahan tanah, penyiapan bibit padi, penanaman, penyulaman, pengairan, pemupukan, pengendaliaan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), pengolahan panen, dan pasca panen.
Teknik persemaian benih padi sistem PTT di BB Padi dikenal dengan persemaian basah. Persemaian basah ini dilakukan langsung di lapangan. Lahan persemaian benih padi sistem PTT dibuat bersamaan dengan penyiapan lahan untuk penanaman. Luas lahan persemaian dibuat kurang lebih 1/25 lahan penanaman padi dan dibuat bedengan dengan lebar 1-1,25 m. Benih kemudian disebarkan di atas bedengan kemudian disebarkan sedikit sekam sisa penggilingan padi atau jerami di atas benih. Tujuannya untuk melindungi benih dari hujan dan burung.
Teknik penanaman sistem PTT di BB Padi menerapkan 1-3 bibit padi pada satu lubang tanam. Sistem tanam yang digunakan adalah tanam jajar legowo. Jajar legowo adalah pengosongan satu baris tanaman setiap dua atau lebih baris. Tanam jajar legowo merupakan salah satu cara untuk meningkatkan populasi tanaman dan cukup efektif mengurangi serangan hama tikus, keong mas, dan keracunan besi.
Sistem pengairan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dengan mengatur ketinggian genangan. Ketinggian genangan dalam petakan cukup 2-5 cm. Genangan air yang lebih tinggi akan mengurangi pembentukan anakan. Prinsip pemberian air adalah memberikan air pada saat yang tepat, jumlah yang cukup, dan kualitas air yang baik.
Budidaya padi sawah sistem PTT di BB Padi dilakukan dengan aplikasi pupuk organik dan anorganik secara seimbang dan bijaksana. Pupuk organik umumnya yang digunakan adalah pupuk kandang yang diaplikasikan bersamaan dengan pengolahan tanah dengan dosis 2 ton/ha. Sebagai pupuk susulannya, digunakan pupuk urea 180 kg/ha dan pupuk NPK 250 kg/ha atau dapat juga digunakan pupuk urea 250 kg/ha (112,5 kg N/ha), pupuk SP-36 83,3 kg/ha (30 kg P2O5/ha), dan pupuk KCl 50 kg/ha (30 kg K2O/ha).
Pemupukan padi sawah dengan metode PTT disesuaikan dengan analisis  uji  pendahuluan terlebih dahulu. Dosis pemupukan N ditentukan melalui analisis dengan BWD (Bagan Warna Daun), sedangkan dosis pemupukan P dan K dapat ditentukan melalui analisis dengan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah). Uji PUTS bertujuan agar pemupukan menjadi efisien dan berimbang. Pemberian pupuk pada sistem PTT membedakan antarlokasi, musim tanam, pola tanam, dan pengelolaan tanaman. Penggunaan pupuk spesifikasi lokasi meningkatkan hasil dan menghemat pupuk.
Konsep PTT sebenarnya hampir sama dengan SRI (System of Rice Intensification). Perbadaannya adalah pada konsep SRI semua pupuk dan pestisida berasal dari bahan organik, sedangkan PTT penggunaan pupuk dan pestisida yang berbahan dasar organik dan anorganik. Penggunaan pestisida anorganik pada budidaya padi sawah sistem PTT digunakan secara bijaksana. Menurut Kamandalu, et al. (2010),  teknik budidaya PTT dapat meningkatkan produktifitas padi sawah hingga 15 %.
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2009), PTT merupakan suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkakan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif  bersama petani. Komponen teknologi yang diterapkan dalam PTT dikelompokan ke dalam teknologi dasar dan pilihan. Komponen teknologi dasar sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua padi sawah. Penerapan komponen pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dan kemampuan petani setempat.
Komponen teknologi PTT dapat dikelompokan menjadi: (1) komponen teknologi dasar (compulsory), yaitu komponen teknologi yang relatif dapat berlaku umum untuk wilayah luas; dan (2) komponen teknologi pilihan, yaitu yang bersifat lebih spesifik lokasi. Menurut Sembiring (2010), komponen dasar merupakan komponen yang sangat dianjurkan, sedangkan komponen pilihan merupakan komponen yang disesuaikan dengan kondisi, kemauan, kemampuan petani setempat.
Komponen teknologi yang termasuk compulsory, antara lain (1) varietas modern (varietas unggul baru, padi hibrida, dan padi tipe baru), (2) bibit bermutu dan sehat, (3) pemupukan yang efisien menggunakan BWD (Bagan Warna Daun) dan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah), dan (4) PHT (Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu) sesuai OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) sasaran. Komponen teknologi pilihan adalah (1) pengelolaan tanaman tanaman yang meliputi populasi dan cara tanam (legowo, tegel, dll), (2) umur bibit, (3) bahan organik/pupuk kandang/amelioran, (4) perbaikan aerasi tanah (irigasi berselang), (5) pupuk cair (pupuk organik, pupuk bio-hayati/ZPT (Zat Pengatur Tumbuh), dan pupuk mikro, dan (6) penanganan panen dan pasca panen. Komponen teknologi pilihan pada kondisis tertentu dapat menjadi compulsory jika komponen yang dimaksud mutlak diperlukan untuk mengatasi masalah utama di suatu wilayah.
Konsep dasar PTT adalah sebagai berikut:
a.    Penggunaan varietas unggul baru, inhibrida atau hibrida.
b.    Benih bermutu dan berlabel.
c.    Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam bentuk kompos  atau pupuk kandang.
d.   Pengaturan populasi tanaman secara optimum.
e.    Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah.
f.     Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT.
Konsep pilihan PTT adalah sebagai berikut:
a.    Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam.
b.    Penggunaan bibit muda (< 21 hari).
c.    Tanam bibit 1 – 3 batang perumpun.
d.   Pengairan secara efektif dan efisien.
e.    Penyiangan dengan landak atau gasrok.
f.     Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok. 

Varietas Padi Unggul Baru yang dilepas BB Padi tahun 2005-2009


No.
Varietas
                             Keunggulan
1.
Ciasem
Padi ketan dengan potensi hasil tinggi (8,3 ton/ha), tahan HDB strain III dan IV, agak tahan WBC biotipe 2 dan 3.
2.
Sarinah
Potensi hasil tinggi (8 ton/ha), agak tahan WBC biotipe 1, baik ditanam di dataran sedang sampai tinggi (800 mdpl).
3.
Aek Sibundong
Beras merah, kandungan asam folat dan antosianin tinggi, hasil tinggi (8 ton/ha), tahan biotipe 2 dan 3.
4.
HIPA 5 Ceva
Potensi hasil tinggi, aromatic, tahan WBC biotipe 2, agak tahan HDB IV dan VIII, agak tahan tunggro.
5.
HIPA 6 Jete
Potensi hasil tinggi (10,6 ton/ha), cocok untuk dataran rendah.
6.
INPARA 1
Potensi hasil tinggi, mutu baik, toleran Fe dan Al, tahan WBC.
7.
INPARA 2
Potensi hasil tinggi, tahan WBC dan HDB
8.
INPARA 3
Tahan rendaman, tahan WBC dan blas, toleran Fe dan Al.
9.
INPARI 1
Genjah, potensi hasil tinggi, mutu baik, tahan WBC dan HDB
10.
INPARI 2
Potensi hasil tinggi, tahan WBC dan HDB
11.
INPARI 3
Potensi hasil tinggi, tahan WBC, agak tahan HDB dan tungro
12.
INPARI 4
Mutu beras baik, agak tahan WBC, tahan HDB
13.
INPARI 5 MERAWU
Berkadar Fe tinggi tahan HDB dan WBC
14.
INPARI 6 JETE
Potensi hasil tinggi, mutu baik, tahan WBC, dan HDB.
15.
INPARI 7 LANRANG
Potensi hasil tinggi, agak tahan tungro 013, pulen
16.
INPARI 8
Potensi hasil tinggi, tahan tungro 013, agak tahan tungro 073 dan 031, agak tahan HDB IV dan VIII.
17.
INPARI 9 ELO
Potensi hasil tinggi, tahan tungro 031 dan 013, agak tahan tungro 073, agak tahan HDB IV dan VIII.
18.
INPARI 10 LAEYA
Potensi hasil tinggi, agak tahan WBC 1 dan 2, HDB III, dan toleran kekeringan
19.
HIPA 7
Potensi hasil tinggi, tahan tungro, adaptasi luas.
Sumber : Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2010)

Teknik Hibridisasi Tanaman Padi


Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetiknya. Hibridisasi dilakukan untuk mendapatkan sifat yang diharapkan dari 2 sifat tetua. Hibridisasi pada tanaman menyerbuk sendiri  merupakan  langkah  awal  pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan  tetua. Langkah teknik hibridisasi adalah sebagai berikut.
1.    Kastrasi
Kastrasi adalah proses membuka mahkota bunga dan membuang serbuk sarinya sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan (Ihsan, 2008). Menurut Lukman (2002), kastrasi bertujuan agar tidak terjadi persilangan sendiri.
Kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi masak sempurna saat penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan lebih tinggi. Setiap bunga (spikelet) terdapat enam benang sari. Dua kepala putik yang menyerupai rambut tidak boleh rusak sehingga perlu hati-hati dalam melakukan kastrasi (Supartoto, 2002).
Bunga pada malai yang akan dikastrasi dijarangkan hingga tinggal 15-50 bunga. Sepertiga bagian bunga dipotong miring menggunakan gunting kemudian benang sari diambil dengan alat penyedot vacuum pump. Bunga yang telah bersih dari benang sari ditutup dengan glacine bag agar tidak terserbuki oleh tepung sari yang tidak dikehendaki (Supartoto, 2002).
Waktu yang baik untuk melakukan kastrasi adalah setelah pukul 3.00 sore. Stadia bunga yang baik untuk dikastrasi adalah pada saat ujung benang sari berada pada pertengahan bunga. Stadia demikian, benang sari akan mekar dalam 1-2 hari (Supartoto, 2002).
2.    Emaskulasi
Emaskulasi  adalah  kegiatan  membuang  alat  kelamin  jantan  (stamen)  pada tetua betina, dengan tujuan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama dilakukan  pada  tanaman  berumah  satu  yang  hermaprodit  dan  fertil. Cara  emaskulasi tergantung pada morfologi bunganya. Menurut Nasir (2001), emaskulasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a.    Cara Mekanis
Kepala sari yang mengandung serbuk sari diambil dari bunga dengan menggunakan alat penjepit atau pinset. Pengambilan kepala sari dilakukan sebelum kotak sari terbuka dan serbuk sari luruh. 
b.   Cara Fisik
Cara ini biasanya dilakukan dengan menggunakan suhu panas. Perlakuan dengan cara ini telah berhasil dilakukan pada tanaman padi, sorghum, dan beberapa jenis rerumputan. Air panas dengan suhu 45-480 C digunakan untuk mencelupkan bunga selama 3 sampai 10 menit, tergantung kepada jenis tanaman. Suhu dingin di bawah titik beku dapat digunakan untuk menonaktifkan serbuksari tanpa harus melakukan emaskulasi.
c.    Cara Kimia
Cara ini dilakukan dengan menggunakan etil-alkohol 57 %. Bunga dicelupkan selama 10 menit agar serbuksarinya mati. Cara ini sulit dilakukan pada bunga sempurna karena akan mempengaruhi daya hidup kepala putik.
3.    Penyerbukan
Penyerbukan merupakan proses jatuhnya pollen grain ke stigma secara alamiah maupun dengan bantuan manusia (Jumin, 2005). Pemasakan tepung sari pada hibridisasi dapat dipercepat dengan meningkatkan suhu ruangan dalam proses penyerbukan, Suhu ruangan sekitar 32 oC dengan kelembapan udara 80%. Bunga jantan diambil dari lapangan sekitar pukul 09.00 pagi kemudian disimpan dalam bak plastik yang disiapkan di ruang persilangan (Supartoto, 2002).
Penyerbukan dilakukan setelah kepala sari membuka. Bunga betina yang sudah dikastrasi dibuka tutupnya kemudian bunga jantan diletakkan di atasnya. Bunga digoyang-goyang hingga tepung sari jatuh dan menempel pada kepala putik. Bak plastik tempat menyimpan bunga disusun sedemikian rupa sehingga mudah dalam pengambilan bunga saat penyerbukan. Penyerbukan dapat dilakukan pada pukul 10.00-13.00 (Supartoto, 2002).
4.    Isolasi dan Pemeliharaan
Proses setelah penyerbukan adalah isolasi dan pemeliharaan. Bunga yang sudah diserbuki segera ditutup dengan kantong kertas transparan atau glacine bag. Malai dipasang etiket yang mencantumkan tanggal silang, nama tetua, jumlah malai yang disilangkan, dan dapat juga dicantumkan nama yang menyilangkan. Penulisan identitas sangat penting untuk legitimasi genotip baru yang dihasilkan (Supartoto, 2002).
Tanaman hasil penyerbukan dipelihara di rumah kaca sampai biji hasil persilangan masak. Hasil persilangan setelah 3-4 minggu, malai dipanen kemudian dikeringkan dengan cara dijemur atau dioven. Biji yang sudah kering dirontok kemudian dimasukkan ke dalam kantong kertas dan dicatat dalam buku persilangan (Supartoto, 2002).

Padi (Oryza sativa L.)


Padi (Oryza sativa L.) merupakan makanan pokok setengah penduduk dunia. Sekitar 1.750 juta jiwa dari sekitar 3 milyar penduduk Asia, termasuk 200 juta lebih penduduk Indonesia memanfaatkan padi sebagai bahan makan pokok. Luas areal pertanaman padi sekitar 100 juta ha, dan lebih dari 90% terdapat di Asia Selatan, Timur, dan Tenggara (Semangun, 2004).
Perkembangan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi pangan yang begitu pesat, memungkinkan meningkatnya produksi baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Peningkatan produksi ini masih dibayangi oleh laju pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup tinggi (Aksi Agraris Kanisius, 2006).
Berdasarkan data BPS (2011), produksi beras Indonesia pada tahun 2006 sebesar 54,45 juta ton, tahun 2007 sebesar 57,16 juta ton, tahun 2008 sebesar 60, 32 juta ton, tahun 2009 sebesar 64,32 juta ton, tahun 2010 sebesar 64,41 juta ton (angka sementara), dan perkiraan tahun 2011 sebesar 67,31 juta ton (angka ramalan I). Data menunjukkan jumlah produksi beras mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan ini dikhawatirkan tidak akan mencukupi kebutuhan beras yang terus meningkat seiring penambahan penduduk.
Padi merupakan tanaman menyerbuk sendiri. Penyerbukan sendiri adalah penyatuan sel gamet jantan (serbuk sari) dengan sel gamet betina (putik) pada satu bunga yang sama atau bunga yang berbeda pada satu tanaman yang sama (Nasir, 2001). Metode pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri meliputi introduksi, seleksi dan hibridisasi. Introduksi adalah mendatangkan tanaman dari daerah lain. Tanaman introduksi dapat memperkaya plasma nutfah atau sumber keragaman genetik. Seleksi dilakukan untuk memilih tanaman yang memiliki sifat unggul. Hibridisasi atau persilangan bertujuan untuk menggabungkan sifat baik dari kedua tetua (Sunarto, 1997).
Persilangan tanaman padi dapat berlangsung secara alami dan buatan Persilangan padi secara alami berlangsung dengan bantuan angin. Persilangan padi secara buatan dilakukan dengan campur tangan manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan membuat kombinasi persilangan untuk menghasilkan tanaman yang sesuai dengan keinginan (Supartoto, 2006).
BB Padi mempunyai peran strategis dalam inovasi teknologi budidaya padi untuk mendukung penyediaan beras yang mencukupi sumber pangan sebagian besar penduduk Indonesia. Penelitian tentang Varietas Unggul Baru (VUB) dan teknologi pendukung merupakan tugas utama penelitian BB Padi.

proposal permintaan dana


                                                                                                                                                 
I.             PENDAHULUAN
Pembangunan di Indonesia ditujukan ke semua bidang, tidak terkecuali bidang kesehatan, pendidikan, serta ekonomi atau kewirausahaan. Hal ini belum mampu dipenuhi oleh pemerintah secara optimal, dikarenakan kurangnya keikutsertaan fungsi keluarga sebagai pendidikan dasar bagi masing-masing individu.  Pembangunan di tiga bidang tadi  sangat berpengaruh dalam membangun masyarakat Indonesia. Kesehatan tiap manusia Indonesia menunjang kemajuan bangsa di berbagai bidang. Peran serta dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk membangun bidang kesehatan, termasuk oleh pihak akademisi seperti mahasiswa.
Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berada di kawasan Banyumas memiliki kewajiban untuk berperan serta secara aktif dalam pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, serta ekonomi atau kewirausahaan. Peran serta tersebut bukan saja kepada mahasiswa didiknya saja namun juga masyarakat di sekitar kampus ataupun masyarakat luas. Salah satu bentuk peran serta aktif tersebut adalah dengan diadakannya Kuliah Kerja Nyata Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN POSDAYA) oleh mahasiswa UNSOED di Kabupaten Kebumen.
Kecamatan Kuwarasan khususnya desa Kalipurwo secara demografis memiliki banyak potensi, diantaranya bidang pertanian dan kewirausahaan yang dapat dioptimalkan dalam usaha untuk pembangunan desa dan meningkatkan perekonomian masyarakat desa tersebut. Namun, pada kenyataan yang diperoleh di lapangan, berbagai potensi tersebut selama ini belum dapat dioptimalkan dengan baik oleh masyarakat terkait. Untuk mendukung hal tersebut, perlu juga dilakukan peningkatan di bidang kesehatan dan pendidikan sebagai dasar terbentuknya sumber daya manusia yang berpotensi agar tercipta sumber daya masyarakat.





Kecamatan Kuwarasan sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Kebumen dipilih sebagai lokasi pelaksanaan KKN POSDAYA karena dinilai pembangunan kesehatan, pendidikan, serta ekonomi atau kewirausahaan di kawasan tersebut belum optimal. Kecamatan Kuwarasan terdiri dari 22 desa yang salah satunya adalah Desa Kalipurwo.
Berdasarkan permasalahan di atas, dilaksanakanlah program ”Pembentukan Manusia Bermutu dan Sejahtera di Desa Kalipurwo” oleh tim Kuliah Kerja Nyata Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN POSDAYA) Desa Kalipurwo Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen sebagai salah satu upaya untuk mengoptimalkan fungsi keluarga sebagai anggota masyarakat.
II.          NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini bernama “Pembentukan Masyarakat yang Sejahtera dengan Berbasis Pada Riset dan Pembelajaran di Desa Kalipurwo” melalui Kuliah Kerja Nyata Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN POSDAYA) Universitas Jenderal Soedirman Semester Genap Tahun 2011/2012 Desa Kalipurwo Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen.

III.       DASAR KEGIATAN
Dasar kegiatan dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah :
A.          Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 17 Februari 1975 tentang Kebijakan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi.
B.           SK Rektor Universitas Jenderal Soedirman No. Kept. 058/XI/1974 tentang Peraturan dan Pedoman Pelaksanaan Program Pendidikan Universitas Jenderal Soedirman.
C.           SK Rektor Universitas Jenderal Soedirman No. Kept. 060/XII/1974 tentang Peraturan dan Pelaksanaan Program Pendidikan Universitas Jenderal Soedirman, dinyatakan
D.          Bahwa Kuliah Kerja Nyata menjadi kegiatan intra kulikuler wajib bagi fakultas-fakultas dalam lingkungan Universitas Jenderal Soedirman dengan bobot 3 SKS.


E.           Tri Darma Perguruan Tinggi.
F.            Program Kerja Definitif Kuliah Kerja Nyata Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN POSDAYA) Desa Kalipurwo Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen

IV.       TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN
A.          Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyegarkan, meningkatkan mutu dan keberlangsungan kegiatan keluarga. Selain itu juga memperluas program pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kemampuan melalui pemantapan fungsi keluarga.
B.           Manfaat Kegiatan
Manfaat dari kegiatan ini adalah sebagi wadah, sarana atau forum yang dapat mendukung pelaksanaan dan peningkatan kemampuan fungsi-fungsi keluarga, sehingga memiliki ketahanan sosial dan ekonomi yang memadai dari seluruh anggotanya. Sarana ini diharapkan dapat menjadi ajang bagi semua anggota untuk ikut aktif berpartisipasi atau berperan dalam membantu memecahkan masalah-masalah keluarga sehingga terpenuhi kebutuhan bersama.
V.          TEMA KEGIATAN
Tema kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN POSDAYA) Universitas Jenderal Soedirman  di Desa Kalipurwo yaitu “Mewujudkan masyarakat yang sejahtera dengan berbasis pada riset dan pembelajaran di Desa Kalipurwo”.






VI.       PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN POSDAYA) Desa Kalipurwo akan dilaksanakan pada :
Waktu             :  19 Januari – 22 Februari 2012
Tempat            : Desa Kalipurwo Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen

VII.    SASARAN
Sasaran kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN POSDAYA), yaitu:
1.            Mahasiswa
2.            Masyarakat bersama Pemerintah Daerah
Oval: VIII. SUSUNAN KEANGGOTAAN

Terlampir
Oval: IX. PROGRAM KERJA, SUMBER DAN ALOKASI DANA

Terlampir
X.                PENUTUP
Keberhasilan program kerja Kuliah Kerja Nyata Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN POSDAYA) ini tidak hanya bergantung pada tim Kuliah Kerja Nyata Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN POSDAYA) semata namun sangat bergantung pada kerjasama semua pihak yang terkait.  Oleh karena itu bantuan dan dukungan baik fisik maupun material sangat kami harapkan.


LAMPIRAN I
SUSUNAN KEANGGOTAAN


Koordinator Mahasiswa Desa             : Aris Setiadi                                       D1E008073
Wakil Koordinator Mahasiswa Desa  : Yustinus Enrico                                G1G008021
Sekretaris                                            : Ulfah Mariana                                   B1J006085
Bendahara                                           : Riska Andriana W                            E1A008042
Anggota                                              : Sugiarto                                             A1L008073
  Auditia Gama Sinuraya                    C1C008125
                                                              Shinta Putri Aditya                           F1D007039
  Isma Riyani Suardi                           G1B008042
                                     
                                     
                                     
                                   
                                   
           










LEMBAR PENGESAHAN


                                                                                         Kalipurwo, 16 Januari 2012


Koordinator Mahasiswa Desa                                                                    Sekretaris


           Aris Setiadi                                                                                  Ulfah Mariana
   NIM . D1E008104                                                                            NIM. B1J006085



Mengetahui,
Kepala Desa Kalipurwo



SUGITO











LAMPIRAN II

PROGRAM KERJA KKN POSDAYA UNSOED SEMESTER GENAP 2011/2012
DESA KALIPURWO KECAMATAN KUWARASAN
 KABUPATEN KEBUMEN
I.          Program Non Fisik
  1. Bidang Kelembagaan
1. Sosialisasi posdaya
2. Sosialisasi AD/ART
3. Pendampingan pembentukan posdaya
B.     Bidang Kesehatan:
1.      Penyuluhan PHBS
2.      Penyuluhan ASI Eksklusif dan PMT
3.      Penyuluhan posyandu Lansia
4.      Penyuluhan gizi seimbang
5.      Sosialisasi Dokter Kecil
6.      Penyuluhan KB
  1. Bidang Pendidikan:
1.      Sosialisasi Gemar membaca
2.      Penyuluhan pentignya pendidikan balita
3.      Penyuluhan WAJARDIKNAS
  1. Bidang Ekonomi :
1.Sosialisasi penjualan dengan manajemen yang baik
2. Penyuluhan Neraca
3. Sosialisasi pengembangan produk unggul “Kangkung”
4. Sosiaisasi pembuatan Kompos
  1. Bidang Pemberdayaan Lingkungan
1. Penyuluhan pemanfaatan pekarangan
2. Penyuluhan pemisahan Limbah Rumah Tangga
3. Penyuluhan pemberian pupuk organik

II.       Program Fisik
  1. Bidang kelembagaan
1. Pembentukan Posdaya
2.  Pembuatan AD/ART
  1. Bidang Kesehatan:
1.      Praktek PHBSdalam rumah
2.      Praktek cara menyikat gigi yang baik dan benar
3.      Latihan Dokter Kecil
4.      Partisipasi Posyandu
  1. Bidang Pendidikan:
1.      Perpustakaan desa
2.      Pengenalan Komputer dan Internet
3.      Lomba cerdas cermat tingkat SD
4.      Lomba mewarnai gambar tingkat TK
5.      Partisipasi dalam mengajar pendidikan agama
  1. Bidang Ekonomi
1.    Pembuatan pembuatan Kompos
2.    Praktek pembuatan kerajinan tangan dari kain flanel
      E. Bidang Pemberdayaan Lingkungan
  1. Pembuatan Taman TOGA
  2. Jumat Bersih “Kerja Bakti”
  3. Pengadaan tempat sampah organic dan anorganik
     








LAMPIRAN III

RENCANA ANGGARAN KEGIATAN

PEMASUKAN :
1.       Mahasiswa 8 @ Rp 100.000                                                                    Rp      800.000
2.       LPPM                                                                                                       Rp.     300.000
3.       Bappeda                                                                                                   Rp.     300.000
4.       Donatur dan sponsor                                                                                Rp   3.900.000
Total Pemasukan                                                                                          Rp  5.300.000


PENGELUARAN :
III.    Program Non Fisik
A. Bidang Kelembagaan
1. Sosialisasi posdaya                                                                          Rp   50.000
2. Sosialisasi AD/ART                                                                        Rp   50.000
3. Pendampingan posdaya                                                                  Rp   50.000
B. Bidang Kesehatan:
      1. Penyuluhan PHBS                                                                          Rp 100.000    
      2. Penyuluhan ASI Eksklusif dan PMT                                              Rp   75.000
      3. Penyuluhan gizi Posyandu Lansia                                                  Rp 100.000
      4. Penyuluhan  Gizi seimbang                                                             Rp 100.000
5. Sosialisasi Dokter Kecil                                                                  Rp 100.000
6. Penyuluhan KB
C. Bidang Pendidikan:
1. Sosialisasi gemar membaca                                                 Rp 150.000
2. Penyuluhan pentingnya pendidikan BALITA                                Rp 100.000
3. Penyuluhan WAJARDIKNAS                                                       Rp 100.000
D. Bidang Ekonomi
1. Sosialisasi penjualan dengan manajemen yang baik                       Rp 100.000
2. Penyuluhan Neraca                                                                         Rp 100.000
3. Sosialisasi pengembangan produk unggul “kangkung”                  Rp 100.000
4. Sosialisasi pembuatan Kompos                                                       Rp 100.000
  1. Bidang Pemberdayaan Lingkungan
1. Penyuluhan pemanfaatan pekarangan                                             Rp 150.000
2. Penyuluhan pemisahan limbah rumah tangga                                 Rp 100.000
3. Penyuluhan pemberian pupukorganik                                             Rp 100.000
IV.    Program Fisik
A. Bidang kelembagan
1. Pembentukan Posdaya                                                                    Rp   75.000
2.  Pembuatan AD/ART                                                                    Rp   75.000
3. Pendampingan posdaya                                                                  Rp   75.000
  1. Bidang Kesehatan:
            1. Praktek PHBS dalam rumah                                                           Rp   50.000
2. Partisipasi Senam lansia                                                                  Rp   50.000
3. Pelatihan kesehatan gigi dan cuci tangan                                        Rp 300.000
4. Latihan Dokter kecil                                                                       Rp 100.000
  1. Bidang Pendidikan:
1. Pendirian perpustakaan desa                                                           Rp 700.000
2. Pengenalan computer dan internet                                                  Rp 200.000
3. Lomba cerdas cermat tingkat SD                                                    Rp 200.000
4. Lomba mewarnai gambar tingkat TK                                             Rp 100.000
5. Partisipasi kegiatan PAUD                                                             Rp   50.000
  1. Bidang Ekonomi
1.    Praktek pembuatan kompos                                                           Rp  300.000
2.    Pembuatan kerajinan tangan darikain flanel                                   Rp   150.000
  1. Bidang Pemberdayaan Lingkungan
1.    Pembuatan Taman TOGA                                                              Rp 200.000
2.    Jumat Bersih “Kerja Bakti”                                                            Rp 200.000
3.    Pengadaan tempat sampah organic dan anorganik                         Rp 300.000
  

Lain-lain :
Kesekretariatan dan Administrasi                                              Rp    200.000
Transportasi                                                                                Rp    150.000
Dokumentasi                                                                              Rp    100.000
                                                                                                  
Total Pengeluaran                                                                    Rp 5.300.000