Kegiatan
pemuliaan merupakan kegiatan multiyear yang
berkesinambungan dan saling berketergantungan (dependent). Terganggunya atau terputusnya satu kegiatan akan
menyebabkan terganggunya atau kegagalan pencapaian tujuan. Kegiatan perakitan
varietas yang dilakukan di BB Padi diawali dengan pemilihan tetua persilangan
untuk pembentukan populasi dasar, seleksi, observasi keragaman, uji daya hasil,
dan pelepasan varietas.
Pembentukan PTB (Padi
Tipe Baru) dan atau VUB (Varietas Unggul Baru) merupakan rangkaian kegiatan yang
berkesinambungan dan memerlukan waktu yang panjang, pembentukan PTB dan atau
VUB meliputi tiga kegiatan utama yaitu, 1) persilangan untuk memperoleh
populasi dasar; 2) seleksi untuk memilih populasi yang dikehendaki; dan 3) uji
daya hasil serta adaptasi untuk mengidentifikasi galur unggulan yang dapat diusulkan
menjadi varietas (Daradjat,
2008).
Tujuan
utama dari pembentukan VUB adalah menciptakan padi dengan produktifitas tinggi
serta kualitas hasil baik, mutu beras baik, dan tahan terhadap cekaman biotik
dan abiotik. Tujuan tersebut didapatkan melalui persilangan buatan antara dua
tetua, kedua tetua tersebut dipilih dari genotip yang memiliki sifat tersebut. Kedua
sifat genotip yang dipilih disesuaikan dengan tujuan dari penelitian.
Usaha
menghasilkan suatu varietas unggul dengan sifat yang diinginkan misalnya
berumur genjah, hasil tinggi, dan tahan terhadap hama dan penyakit tertentu,
ditempuh beberapa kegiatan penelitian yang sistematik. Koleksi plasma nutfah (germ plasm) yang has memegang peranan
utama. Setelah ditetapkan sifat yang diinginkan, kemudian ditentukan
varietas/galur sebagai donor, dan selanjutnya dilakukan persilangan.
1. Identifikasi
aksesi atau genotipe tujuan dari persilangan
Identifikasi
aksesi atau genotipe yang dilakukan BB Padi sesuai dengan identifikasi plasma
nutfah pada umumnya. Prosesnya diawali dengan pemilihan tetua yang berasal dari
hasil evaluasi dan karakterisasi plasma nutfah yang ada, dan mengkombinasikan
karakter prioritas (mutu dan ketahanan) dan karakter komponen tanamannya.
Plasma
nutfah tanaman padi merupakan sumberdaya genetik berbagai karakter yang
diinginkan sebagai bahan dasar perakitan varietas unggul. Kegiatan pengelolaan
sumberdaya genetik padi yang dilakukan BB Padi meliputi eksplorasi, konservasi,
rejuvenasi, dan karakterisasi (BB Padi, 2010).
Plasma
nutfah digunakan sebagai sumber donor dalam persilangan. Kegiatan identifikasi
meliputi seleksi terhadap aksesi lokal dan galur introduksi. Kegiatan seleksi
ini meliputi pengumpulan semua spesies padi yang sesuai tujuan dari pembentukan
varietas padi baru yang diinginkan.
Identifikasi
aksesi didasarkan atas penampilan fenotipe morfologi tanaman, dilakukan juga
dengan menggunakan markah molekuler mikrosatelit Evaluasi toleransi aksesi padi
terhadap hama, penyakit dan kondisi cekaman abiotik dilakukan untuk memperoleh
sumber gen keunggulan terhadap suatu cekaman. Evaluasi dilakukan dengan metode
skrining baku untuk masing karakter unggul yang menjadi target evaluasi
(Daradjat, 2008).
2. Persilangan
Persilangan
buatan yang dilakukan di BB Padi menggunakan teknik hibridisasi. Hibridisasi
merupakan suatu upaya menggabungkan dua sifat tetua yang diharapkan dapat
mendapatkan sifat yang diinginkan. Langkah teknik hibridisasi yang dilakukan BB
Padi terdiri atas kastrasi, emaskulasi, penyerbukan, serta pemeliharaan dan
isolasi, setelah persilangan akan dilakukan uji galur hingga akhirnya dilakukan
pelepasan varietas.
Teknik hibridisasi yang dilakukan di BB Padi merupakan
program pemuliaan tanaman untuk mendapatkan VUB. Prosesnya diawali dengan
pemilihan calon tetua betina yang telah ditentukan program persilangan yang
kemudian dipindahkan ke dalam ember untuk emaskulasi dan kastrasi dirumah kaca.Pemilihan
tetua persilangan dilakukan lahan percobaan khusus petak hibridisasi. Pengambilan
tetua dilakukan pada pukul 07.30 – 09.00, dilakukan dengan cara mengambilnya
sesuai program persilangan kemudian dipindahkan kedalam ember untuk di bawa ke
rumah kaca..
1. Observasi
Tahapan
setelah persilangan yang dilakukan
di BB Padi adalah penanaman observasi. Penanaman observasi bertujuan
untuk mengetahui kesesuaian galur yang telah didapat melalui skrining dengan
cara melakukan penanaman disuatu daerah. Hal tersebut juga bertujuan melakukan
pengujian awal galur yang telah didapat untuk di tanam habitat aslinya.
Penanaman galur tersebut juga bertujuan sebagai bentuk adaptasi galur terhadap
habitat aslinya dan perbanyakan keturunaannya.
Galur yang terpilih
dari pertanaman observasi ini akan dilanjutkan ke uji daya hasil pendahuluan untuk
melihat keragaan dan komponen hasilnya. Jumlah galur yang diikutsertakan ke uji
daya hasil pendahuluan biasanya 50 % dari galur yang ditanam di pertanaman
observasi, namun biasanya disesuaikan berdasarkan pertimbangan dan kebutuhan
pemulia tanaman.
2. Uji Daya
Hasil Pendahuluan
Uji daya hasil
pendahuluaan merupakan tahapan pemuliaan yang
dilakukan peneliti BB Padi setelah observasi. Uji daya hasil
pendahuluaan adalah suatu rangkaian kegiatan pemuliaan tanaman yang bertujuan
mengidentifikasi galur yang memiliki produktifitas lebih tinggi dari varietas
unggul yang saat ini di tanam petani. Uji daya hasil pendahuluaan ini umumnya
dilakukan di dua atau lebih daerah yang berbeda. Uji ini biasa dilakukan di kebun percobaan Sukamandi, Pustakanegara, Muara
(Bogor), dan Kuningan. Tujuannya adalah untuk
membandingkan penanaman galur di satu daerah di daerah lain kemudian di
identifikasi kembali galur yang cocok atau yang diingikan dalam suatu kegiatan
pemuliaan tanaman.
Seleksi galur dalam uji
daya hasil pendahuluaan dilakukan di dua atau lebih tempat yang berbeda faktor
lingkungannya. Lokasi yang biasa
dilakukan BB Padi biasanya di kebun percobaan Sukamandi, Pustakanegara, Muara
(Bogor), dan Kuningan. Uji daya hasil pendahuluaan ini
juga bertujuan menguji galur pada faktor lingkungan yang berbeda. Tujuan lain dari uji ini adalah untuk memilih galur
target yang diinginkan.
3. Uji Daya
Hasil Lanjutan
Uji daya hasil lanjutan
adalah suatu tahapan penanaman galur yang telah didapat dan diduga memiliki keunggulan
terhadap suatu sifat. Penanamannya dilakukan di
beberapa lokasi atau lebih pada lokasi yang berbeda dengan tujuan mengetahui
potensi hasil pada daerah yang berbeda. UDHL
(Uji Daya
Hasil Lanjutan) merupakan lanjutan
dari uji daya hasil pendahuluaan. Penanaman pada uji daya hasil lanjutan ini
lebih banyak faktor lingkungan yang diujikan. Misalnya ditanam di beberapa
daerah berbeda. Daerah penanaman
UDHL yang dilakukan BB Padi biasanya menggunakan kebun percobaan Indramayu dan
Pusakanegara, serta Kuningan dan Sukamandi.
Uji daya hasil lanjutan
ini merupakan tahapan sebelum dilakukan uji multi lokasi. Perbedaan uji
daya hasil lanjutan dengan uji multi lokasi adalah uji daya hasil pendahuluaan
ini tidak ditentukan faktor pembatas daerah atau area pertanamannya. Tujuan uji
daya hasil pendahuluan ini adalah pengujian galur terhadap faktor lingkungan,
klimatologi, dan habitus
yang berbeda. Diharapkan dari uji daya hasil lanjutan ini didapat galur yang
benar cocok untuk dilakukan pengujian lanjutan atau uji multi lokasi. Hasil uji daya hasil lanjutan sekitar 10 – 20 galur.
4. Uji Multi Lokasi
Uji
multi lokasi
(UML) merupakan uji adaptasi galur
harapan padi setelah uji daya hasil
lanjutan. Uji
tersebut bertujuan untuk mengevaluasi keragaan
fenotipik galur padi hibrida pada lingkungan yang beragam. Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir perakitan padi
sebelum dilepas menjadi varietas.
Uji multi lokasi adalah suatu
tahapan pengujian terhadap beberapa galur yang akan dilepas menjadi varietas,
dimana pengujian tersebut meliputi penanaman galur pada area atau daerah
yang berbeda. Standar uji multi
lokasi
ini berbeda-beda, pada padi uji multilokasi minimal ditanam pada 16 daerah
pertanaman. Uji multi lokasi dapat juga
dilakukan pada 8 lokasi dengan 2 musim tanam berbeda asalkan terdapat 16
variasi. Lokasi yang dipilih tergantung pada tempat pengembangan padi yang
dirakit dan sesuai agroekosistem tersebut.
Tujuan
dari UML adalah untuk mengidentifikasi galur yang mempunyai potensi hasil yang
tinggi, tahan terhadap hama penyakit utama dan bermutu beras baik. Selain itu,
beradaptasi di suatu dan atau beberapa tipe agroekologi sehingga dapat
diusulkan menjadi varietas. Daerah pengujian dalam pembentukan PTB yang dilakuakan
BB padi adalah di sepuluh lokasi yang berbeda agro-ekologinya di pulau Jawa,
Bali, Sulawesi dan Sumatera. Evaluasi 10 galur harapan PTB dilakukan dengan membandingkan
dengan dua varietas pembanding Ciherang dan Ciasem. Daerah dan varietas
pembanding disesuaikan dengan tujuan dari program penelitian yang dirakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar