Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang
berbeda susunan genetiknya. Hibridisasi dilakukan untuk mendapatkan sifat yang
diharapkan dari 2 sifat tetua. Hibridisasi pada tanaman menyerbuk sendiri merupakan
langkah awal pada program pemuliaan setelah dilakukan
pemilihan tetua. Langkah teknik
hibridisasi adalah sebagai berikut.
1. Kastrasi
Kastrasi adalah proses membuka mahkota bunga dan membuang serbuk sarinya
sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Kastrasi dilakukan sehari sebelum
penyerbukan (Ihsan, 2008). Menurut Lukman (2002), kastrasi bertujuan agar tidak
terjadi persilangan sendiri.
Kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi masak
sempurna saat penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan lebih tinggi.
Setiap bunga (spikelet) terdapat enam
benang sari. Dua kepala putik yang menyerupai rambut tidak boleh rusak sehingga
perlu hati-hati dalam melakukan kastrasi (Supartoto, 2002).
Bunga pada malai yang akan dikastrasi dijarangkan hingga tinggal 15-50
bunga. Sepertiga bagian bunga dipotong miring menggunakan gunting kemudian benang
sari diambil dengan alat penyedot vacuum
pump. Bunga yang telah bersih dari benang sari ditutup dengan glacine bag agar tidak terserbuki oleh tepung sari yang tidak dikehendaki (Supartoto,
2002).
Waktu yang baik untuk melakukan kastrasi adalah setelah pukul 3.00 sore.
Stadia bunga yang baik untuk dikastrasi adalah pada saat ujung benang sari
berada pada pertengahan bunga. Stadia demikian, benang sari akan mekar dalam
1-2 hari (Supartoto, 2002).
2. Emaskulasi
Emaskulasi adalah kegiatan
membuang alat kelamin
jantan (stamen) pada tetua betina, dengan
tujuan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama dilakukan pada
tanaman berumah satu
yang hermaprodit dan
fertil. Cara emaskulasi
tergantung pada morfologi bunganya. Menurut Nasir (2001), emaskulasi dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a. Cara Mekanis
Kepala sari
yang mengandung serbuk sari diambil dari bunga dengan menggunakan alat penjepit
atau pinset. Pengambilan kepala sari dilakukan sebelum kotak sari terbuka dan
serbuk sari luruh.
b.
Cara Fisik
Cara ini
biasanya dilakukan dengan menggunakan suhu panas. Perlakuan dengan cara ini
telah berhasil dilakukan pada tanaman padi, sorghum, dan beberapa jenis rerumputan.
Air panas dengan suhu 45-480 C digunakan untuk mencelupkan bunga
selama 3 sampai 10 menit, tergantung kepada jenis tanaman. Suhu dingin di bawah
titik beku dapat digunakan untuk menonaktifkan serbuksari tanpa harus melakukan
emaskulasi.
c.
Cara Kimia
Cara ini dilakukan dengan menggunakan etil-alkohol 57 %. Bunga
dicelupkan selama 10 menit agar serbuksarinya mati. Cara ini sulit dilakukan
pada bunga sempurna karena akan mempengaruhi daya hidup kepala putik.
3. Penyerbukan
Penyerbukan merupakan proses jatuhnya pollen grain ke stigma secara
alamiah maupun dengan bantuan manusia (Jumin, 2005). Pemasakan tepung sari pada hibridisasi dapat dipercepat dengan
meningkatkan suhu ruangan dalam proses penyerbukan, Suhu ruangan sekitar 32 oC
dengan kelembapan udara 80%. Bunga jantan diambil dari lapangan sekitar pukul
09.00 pagi kemudian disimpan dalam bak plastik yang disiapkan di ruang
persilangan (Supartoto, 2002).
Penyerbukan dilakukan setelah kepala sari membuka. Bunga betina yang
sudah dikastrasi dibuka tutupnya kemudian bunga jantan diletakkan di atasnya. Bunga
digoyang-goyang hingga tepung sari jatuh dan menempel pada kepala putik. Bak
plastik tempat menyimpan bunga disusun sedemikian rupa sehingga mudah dalam
pengambilan bunga saat penyerbukan. Penyerbukan dapat dilakukan pada pukul 10.00-13.00
(Supartoto, 2002).
4. Isolasi dan
Pemeliharaan
Proses setelah penyerbukan adalah isolasi dan pemeliharaan. Bunga yang
sudah diserbuki segera ditutup dengan kantong kertas transparan atau glacine bag. Malai dipasang etiket yang mencantumkan tanggal silang, nama
tetua, jumlah malai yang disilangkan, dan dapat juga dicantumkan nama yang
menyilangkan. Penulisan identitas sangat penting untuk legitimasi genotip baru yang dihasilkan (Supartoto, 2002).
Tanaman hasil penyerbukan dipelihara di rumah kaca sampai biji hasil
persilangan masak. Hasil persilangan setelah 3-4 minggu, malai dipanen kemudian
dikeringkan dengan cara dijemur atau dioven. Biji yang sudah kering dirontok kemudian
dimasukkan ke dalam kantong kertas dan dicatat dalam buku persilangan (Supartoto,
2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar