Rabu, 21 Maret 2012

Teknik Hibridisasi Tanaman Padi


Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetiknya. Hibridisasi dilakukan untuk mendapatkan sifat yang diharapkan dari 2 sifat tetua. Hibridisasi pada tanaman menyerbuk sendiri  merupakan  langkah  awal  pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan  tetua. Langkah teknik hibridisasi adalah sebagai berikut.
1.    Kastrasi
Kastrasi adalah proses membuka mahkota bunga dan membuang serbuk sarinya sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan (Ihsan, 2008). Menurut Lukman (2002), kastrasi bertujuan agar tidak terjadi persilangan sendiri.
Kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi masak sempurna saat penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan lebih tinggi. Setiap bunga (spikelet) terdapat enam benang sari. Dua kepala putik yang menyerupai rambut tidak boleh rusak sehingga perlu hati-hati dalam melakukan kastrasi (Supartoto, 2002).
Bunga pada malai yang akan dikastrasi dijarangkan hingga tinggal 15-50 bunga. Sepertiga bagian bunga dipotong miring menggunakan gunting kemudian benang sari diambil dengan alat penyedot vacuum pump. Bunga yang telah bersih dari benang sari ditutup dengan glacine bag agar tidak terserbuki oleh tepung sari yang tidak dikehendaki (Supartoto, 2002).
Waktu yang baik untuk melakukan kastrasi adalah setelah pukul 3.00 sore. Stadia bunga yang baik untuk dikastrasi adalah pada saat ujung benang sari berada pada pertengahan bunga. Stadia demikian, benang sari akan mekar dalam 1-2 hari (Supartoto, 2002).
2.    Emaskulasi
Emaskulasi  adalah  kegiatan  membuang  alat  kelamin  jantan  (stamen)  pada tetua betina, dengan tujuan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama dilakukan  pada  tanaman  berumah  satu  yang  hermaprodit  dan  fertil. Cara  emaskulasi tergantung pada morfologi bunganya. Menurut Nasir (2001), emaskulasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a.    Cara Mekanis
Kepala sari yang mengandung serbuk sari diambil dari bunga dengan menggunakan alat penjepit atau pinset. Pengambilan kepala sari dilakukan sebelum kotak sari terbuka dan serbuk sari luruh. 
b.   Cara Fisik
Cara ini biasanya dilakukan dengan menggunakan suhu panas. Perlakuan dengan cara ini telah berhasil dilakukan pada tanaman padi, sorghum, dan beberapa jenis rerumputan. Air panas dengan suhu 45-480 C digunakan untuk mencelupkan bunga selama 3 sampai 10 menit, tergantung kepada jenis tanaman. Suhu dingin di bawah titik beku dapat digunakan untuk menonaktifkan serbuksari tanpa harus melakukan emaskulasi.
c.    Cara Kimia
Cara ini dilakukan dengan menggunakan etil-alkohol 57 %. Bunga dicelupkan selama 10 menit agar serbuksarinya mati. Cara ini sulit dilakukan pada bunga sempurna karena akan mempengaruhi daya hidup kepala putik.
3.    Penyerbukan
Penyerbukan merupakan proses jatuhnya pollen grain ke stigma secara alamiah maupun dengan bantuan manusia (Jumin, 2005). Pemasakan tepung sari pada hibridisasi dapat dipercepat dengan meningkatkan suhu ruangan dalam proses penyerbukan, Suhu ruangan sekitar 32 oC dengan kelembapan udara 80%. Bunga jantan diambil dari lapangan sekitar pukul 09.00 pagi kemudian disimpan dalam bak plastik yang disiapkan di ruang persilangan (Supartoto, 2002).
Penyerbukan dilakukan setelah kepala sari membuka. Bunga betina yang sudah dikastrasi dibuka tutupnya kemudian bunga jantan diletakkan di atasnya. Bunga digoyang-goyang hingga tepung sari jatuh dan menempel pada kepala putik. Bak plastik tempat menyimpan bunga disusun sedemikian rupa sehingga mudah dalam pengambilan bunga saat penyerbukan. Penyerbukan dapat dilakukan pada pukul 10.00-13.00 (Supartoto, 2002).
4.    Isolasi dan Pemeliharaan
Proses setelah penyerbukan adalah isolasi dan pemeliharaan. Bunga yang sudah diserbuki segera ditutup dengan kantong kertas transparan atau glacine bag. Malai dipasang etiket yang mencantumkan tanggal silang, nama tetua, jumlah malai yang disilangkan, dan dapat juga dicantumkan nama yang menyilangkan. Penulisan identitas sangat penting untuk legitimasi genotip baru yang dihasilkan (Supartoto, 2002).
Tanaman hasil penyerbukan dipelihara di rumah kaca sampai biji hasil persilangan masak. Hasil persilangan setelah 3-4 minggu, malai dipanen kemudian dikeringkan dengan cara dijemur atau dioven. Biji yang sudah kering dirontok kemudian dimasukkan ke dalam kantong kertas dan dicatat dalam buku persilangan (Supartoto, 2002).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar